Kampung KB analisis PROBA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dari tahun ke tahun pertumbuhan penduduk ditandai dengan angka kelahiran semakin bertamah hingga mengakibatkan ledakan penduduk. Dengan semakin bertambahnya jumlah kelahiran akan membawa banyak permasalahan dalam hal kesetaraan gender. Berbagai masalah akan datang pada perempuan jika setiap keluarga angka kelahirannya terus meningkat atau dalam artian beranak banyak. Sterotipe, perempuan mendapat label hanya mampu bekerja dalam lingkup domestik atau rumah tangga saja. Subordinasi, karena perempuan dianggap emosional jadi tidak bisa leluasa memimpin atau memiliki kekuasaan. Beban ganda, akibatnya apabila perempuan mendapat kesempatan untuk dapat bekerja di bidang produktif, namun tetap memiliki kewajiban dalam bidang domestik. Marginalisasi dan kekerasan dapat terjadi jika ketidaksetaraan gender terus terjadi dan perempuan yang dirugikan.

Konferensi internasional tentang kependudukan dan pembangunan (ICPD Kairo, 1994) disepakati perubahan paradigma dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi lebih kearah pendekatan kesehatan reproduksi dan kesetaraan gender. Pada tahun 1970 didirikan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melalui Keputusan Presiden No 8 tahun 1970. Untuk pengendalian laju pertumbuhan penduduk berskala nasional yang sampai sekarang tetap digunakan yaitu program Keluarga Berencana (KB). Pada tahun 1972-1980 program KB mampu menekan laju pertumbuhan penduduk.

Perjalanan panjang program KB hingga tahun ini memiliki beragam persoalan yang berisi tuntutan keadilan dan kesetaraan gender. Kenyataannya tingkat kesertaan ber-KB secara umum didominasi oleh perempuan, sedangkan pada laki-laki partisipasinya sangat rendah.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) berdasarkan metode analisis PROBA?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui secara mendalam bagaimana metode analisis PROBA dapat mencari akar masalah yang mengakibatkan ketidaksetaraan gender dalam program KB?

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

LANDASAN TEORI

 

2.1 Program Keluarga Berencana

Keluarga Berencana adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS), mengendalikan laju kelahiran dan pertambahan penduduk, meningkatkan kesehatan keluarga berencana . Perencanaan jumlah kelahiran dengan program ini bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, dan alat yang lainnya. Terdapat dua jenis program KB ini yaitu

Metode kontrasepsi jangka panjang :

  • Metode Operasi Wanita (MOW), Metode Operasi Pria (MOP).
  • Alat kontrasepsi dalam rahim (AKRD/Spiral waktu penggunaan 10 tahun).
  • Implan (alat kontrasepsi bawah kulit, jangka 3 tahun)

Metode kontrasepsi jangka pendek :

  • Suntik, terdapat jenis suntik dalam jangka waktu tiga bulan atau suntik dalam jangka waktu satu bulan.
  • Pil KB
  • Kondom

2.2 Metode Analisis PROBA

Analisis masalah gender ini merupakan rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menetapkan atau merumuskan masalah gender yang terjadi di setiap instansi atau wilayah. Dalam analisis masalah gender ini juga terdapat beberapa tahapan yaitu dengan mengidentifikasi data terpilih, penetapan masalah kesenjangan gender, dan mengidentifikasi faktor penyebab kesenjangan gender. Faktor penyebab kesenjangan dapat dilihat dari beberapa faktor yang menimbulkan bias atau berbagai bentuk diskriminasi antara laki -Iaki dan perempuan seperti Faktor sosial dan budaya,  faktor agama, faktor adat istiadat/budaya, faktor ekonomi, faktor peraturan perundang-undangan, faktor kebijakan, dan Lain-lain. Identifikasi pada tahapan analisis masalah gender ini mengungkap hubungan gender perempuan dan laki-laki, dengan menganalisis siapa melakukan apa, siapa mempunyai akses dan kontrol terhadap sumberdaya dan manfaat, serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kegiatan, akses, dan kontrol.

 

 

 

 

 

BAB III

METODE  PENELITIAN

 

3.1 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini :

3.1.1 Wawancara

Wawancara sebagai salah satu pokok utama dalam penelitian ini, melalu pertanyaan-pertanyaan terbuka untuk mengetahui informasi mengenai penelitian ini.

3.1.2 Dokumentasi dan pustaka

Penelitian dari benda-benda yang ada di serta sumber-sumber dokumen sebelumnya sebagai penunjang penelitian. Melihat penelitian tentang proba dan program kb yang telah ada.

3.1.3 Observasi

Pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung untuk mengetahu berbagai hal dan kondisi yang sebenarnya.

3.2 Sasaran Penelitian

Sasaran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Permasalahan program KB.
  2. Pelaksanaan program KB.

3.3 Tempat dan Waktu

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

Analisis Gender model Proba merupakan suatu teknik atau cara analisis gender untuk mengetahui masalah kesenjangan gender sekaligus menyusun kebijakan, program dan kegiatan yang responsif gender serta rancangan monitoring dan evaluasi. Analisis dimulai dari ketersediaan data kesenjangan gender, oleh karena itu data terpilah kesenjangan gender merupakan elemen penting dalam melakukan analisis model ini. Teknik analisis data model Problem Based Analysis (ProBA), dikembangkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan BKKBN atas dukungan dari UNFPA atau United Nations Population Fund yang mempunyai misi untuk mempromosikan hak wanita. Metode Proba memiliki beberapa tahapan untuk mempelajarinya :

Tahapan pertama yaitu analisis masalah gender

Analisis masalah gender ini merupakan rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menetapkan atau merumuskan masalah gender yang terjadi di setiap instansi atau wilayah. Dalam analisis masalah gender ini juga terdapat beberapa tahapan yaitu dengan mengidentifikasi data terpilih, penetapan masalah kesenjangan gender, dan mengidentifikasi faktor penyebab kesenjangan gender. Faktor penyebab kesenjangan dapat dilihat dari beberapa faktor yang menimbulkan bias atau berbagai bentuk diskriminasi antara laki -Iaki dan perempuan seperti faktor sosial dan budaya,  faktor agama, faktor adat istiadat/budaya, faktor ekonomi, faktor peraturan perundang-undangan, faktor kebijakan, dan Lain-lain. Identifikasi pada tahapan analisis masalah gender ini mengungkap hubungan gender perempuan dan laki-laki, dengan menganalisis siapa melakukan apa, siapa mempunyai akses dan kontrol terhadap sumberdaya dan manfaat, serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kegiatan, akses dan kontrol.

Melihat permasalahan gender dalam pelaksanaan program KB :

AKAR  MASALAH PENGARUH AKIBAT
Faktor Psikologis
Pria tidak mau mengikuti program KB dengan metode MOP (Pemerintah menganjurkan MOP) dengan alasan mengurangi kejantanan Laki-laki menyerahkan program KB sepenuhnya kepada pasangan (istrinya) Ketidakadilan gender, selalu perempuan yang memiliki beban yang semakin bertambah (beban ganda)
Wanita takut menggunakan program KB MOW (Pemerintah mengganjurkan MOW) Karena sterotipe yang diberikan kepada perempuan, maka yang harus ikut KB Perempuan. Ada dua kemungkinan :

·         Perempuan mau mengikuti program KB.

·         Perempuan tidak mau mengikuti program KB karena takut.

Faktor ekonomi
Faktor ekonomi yang rendah mengakibatkan pendidikan pada wanita juga rendah. Pendidikan rendah hanya bisa kerja di pabrik. Kesibukan kerja di parbrik dengan jam kerja tak menentu (pagi/siang/malam) membuat tidak sempat untuk ikut program KB.
Keuangan rumah tangga yang kurang membuat wanita harus ikut bekerja. Tidak sempat untuk mengikuti program KB ataupun sosialisasi KB Beban ganda, karena harus bekerja dan mengurus rumah tangga (domestik).
Faktor agama
Keluarga yang memiliki kepercaya bahwa larangan program KB adalah haram hukumnya sesuai yang dijelaskan dalam kitab suci Al – Quran. Tidak mengikuti program KB akan memperbanyak anak.

Sterotipe perempuan untuk mengurus anak-anaknya di rumah sehingga aksesnya berkurang.

Beban ganda terjadi karena sterotipe agama bahwa perempuan mengurus anak di rumah dan laki-laki bekerja. Selain beban ganda juga akan menjadikan perempuan termarginalisasi.
Faktor budaya
Percaya bahwa banyak anak akan banyak rezeki merupakan suatu pengaruh budaya. Karena budaya banyak anak banyak rezeki jadi keluarga tidak mengikuti program KB. Akhirnya mengakibatkan pada beban ganda pada perempuan dalam rumah tangga.
   

Leave a comment